Senin, 10 Desember 2012

Perilaku kelompok


PERILAKU KELOMPOK
Definisi Dan Klasifikasi Kelompok
Ø  Definisi kelompok
Kelompok merupakan dua individu atau lebih, yang berintraksi dan saling bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu.
Ø  Pengklasifikasian kelompok
1.      Kelompok formal
Merupakan kelompok yang ditetapkan berdasarkan struktur organisasi, dengan penugasan kerja yang sudah ditentukan. Bentuk-bentuk  kelompok formal antara lain:
a.       Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi, seorang manajer dan semua bawahannya.
b.      Kelompok tugas ditetapkan oleh organisasi, menunjukkan mereka yang bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan pekerjaan.
2.      Kelompok informal
Merupakan persekutuan yang tidak berstruktur secara formal dan tidak ditetapkan secara organisasi. Kelompok ini terbentuk secara alamiah dalam suasana kerja yang muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial. Bentuk-bentuknya:
a.       Kelompok kepentingan merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan khusus dan yang menjadi perhatian masing-asing orang.
b.      Kelompok persahabatan, kelompok ini terbentuk karena masing-masing anggota mempunyai satu atau lebih karakteristik yang sama.

Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok
·         Model Lima-Tahap
Tahap pertama, pembentukan, dicirikan oleh banyak sekali ketidakpastian mengenai maksud, struktur dan kepemimpinan kelompok. Para anggota melakukan uji coba untuk menentukan tipe-tipe perilaku yang dapat diterima dengan baik. Tahap ini selesai ketika para anggota telah mulai berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai bagian dari kelompok.
Tahap kedua, keributan adalah tahap komplik didalam kelompok. Para anggota menerima baik eksistensi kelompok, tetapi melawan batasan-batasan yang diterapkan oleh kelompok terhadap individualitas.
Tahap ketiga, penormaan adalah tahap dimana berkembang hubungan yang akrab dan kelompok menunjukkan sifat kohesif (saling-tarik). Tahap ini selasai bila struktur kelompok telah kokoh dan kelompok itu telah menyesuaikan serangkaian harapan bersama atas apa yang disebut sebagai perilaku anggota yang benar.
Tahap kekempat, pengerjaan/pelaksanaan pada tahap ini struktur itu telah sepenuhnya berfungsi dan diterima dengan baik.Energi kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu sama lain menjadi pelaksanaan tugas yang ada di depan mata.
Tahap kelima,peristirahatan merupakan tahap terakhir dalam pengembangan kelompok pada kelompok sementara,dicirikan oleh perhatian ke penyelesaian aktivitas bukannya ke kinerja tugas.
            Banyak penafsir model lima tahap mengasumsikan bahwa kelompok menjadi lebih efektif ketika kelompok itu maju melewati empat tahap yang pertama.Kelompok tidak selalu maju dengan jelas dari satu tahap ke tahap brikutnya.Kadang,memang beberapa tahap berlangsung secara serentak,seperti bila kelompok itu ribut dan sekaligus melaksanakan tugas.Bahkan terkadang kembali ke tahap sebelumnya.
·         Model Alternatif:Untuk Kelompok Temporer dengan Tenggat
Kelompok-kelompok temporer yang dibatasi tenggat waktu tamaknya tidak mengikuti model sebelumnya.Studi-studi menunjukan bahwa kelompok itu meiliki urutan tindakan (atau bukan-tindakan)mereka sendiri yang unik.Urutan-urutan tersebut sebagai berikut:
            Pertemuan pertama menentukan arah kelompok.Kerangka pola peilaku dan asumsi dimana kelompok akan melakukan pendekatan terhadap proyeknya muncul dalam pertemuan pertama ini.Pola-pola yang bertahan lama dapat muncul dini pada detik-detik pertama usia kelompok itu.
            Begitu ditentukan,arah kelompok menjadi tetap bagaikan “ditulis di atas batu” dan kemungkinannya kecl untuk diperiks-ulang sepanjang paruh pertama usia kelompok.Inilah periode  inersia-yaitu kelompok cendrung berdiam diri atau menjadi terkunci kedalam arah tindakan yang tetap.Bahkan jika kelompok memperoleh wawasan baru yang menantang pola-pola dan asumsi awal,kelompok tidak mampu bertindak berdasarkan wawasan-wawasan baru dalam fase 1 ini.
            Salah satu penemuan lebih menarik yang dijumpai dalam studi ini adalah bahwa tiap kelompok mengalami transisi pada titik yang sama dalam kalendernya-tepatnya separuh jalan antara pertemuan pertama dan tanggat waktu resmi-mskipun faktanya ada beberapa kelompok yang menghabiskan waktu sedikit,
            Transisi ini mengakhiri Fase 1 dan dicirikan oleh ledakan perubahan yang dicirikan oleh ledakan perubahan yang terkonsentrasi,dengan menanggalkan pola-pola lama,dan mengadopsi persfektif baru.Transisi itu menentukan arah revisi  Fase 2.
            Fase 2 adalah keseimbangan baru atau kurun waktu inersia baru.Dalam fase ini,kelompok menjalankan rencana-rencana yang diciptakan selama periode transisi.
            Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh ledakan terakhir dari kegiatan untuk menyelesaikan kerjanya.

Sumber Daya Anggota Kelompok
1        Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
Sebagian kinerja kelompok dapat diperkirakan dengan menilai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan masing-masing anggota. Kinerja kelompok tidaklah sekedar penjumlaha dari kemampuan masing-masing anggota. Akan tetapi, kemampuan ini menentukan parameter atas untuk apa yang dapatdilakukan oleh para anggota dan betapa efektif mereka akan melakukannya dalam kelompok.
2        Karakteristik kepribadian
Ada banyak riset tentang hubungan antara ciri kepribadian, dan sikap beserta perilaku kelompok. Kesimpulan umumnya adalah bahwa ciri yang cendrung mempunyai konotasi positif dalam budaya kita akan cendrung berhubungan secara positif dengan poduktivitas, semangat, dan kekohesifan kelompok.



Struktur kelompok
1        Kepemimpinan formal
Hampir setiap kelompok kerja mempunyai pemimpin formal. Orang ini umumnya mempunyai jabatan seperti misalnya, manajer unit, manajer bagian, penyelia, mandor, pimpinan proyek, kepala satuan tugas, ataupun ketua komite.
2        Peran
Merupakan seperangkat pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial tertentu. Orang mempunyai kemampuan untuk dengan cepat beralih peran bila mereka menyadari bahwa situasi dan tuntutannya jelas-jelas membutuhkan perubaan besar.
Pandangan seseorang mengenai bagaimana seseorang seharusnya bertindak dalam situasi tertentu disebut persepsi peran. Dimana kita memperoleh persepsi-psrsepsi itu dari semua rangsangan disekitar kita seperti teman, buku, film, TV.
Dalam pengharapan peran yakni bagaimana orang lain menyakini apa seharusnya tindakan anda dalam situasi tertentu. bagaimana anda berperilaku, sebagian besar ditentukan oleh peran yang didefinisikan dalam konteks tindakan anda. Namun bila individu dihadapkan pada pengharapan peran yang berlainan, akibatnya adalah konflik peran. Konflik ini muncul bila individu menemukan bahwa patuh pada tuntutan satu peran menyebabkan dirinya kesulitan mematuhi tuntutan peran lain.
3        Norma
Merupakan standar perilaku yang dapat diterima yang digunakan bersama oleh para anggota kelompok. Norma memberitahu para anggota apa yang seharusnya dan tidak seharunya dilakukan pada situasi dan kondisi tertentu. Selain itu juga terdapat beberapa kelas-kelas norma umum diantaranya:
§  Norma kinerja, yaitu norma yang paling tersebar luas. Lazimnya kelompok kerja memberikan keanggota mereka petunjuk-petunjuk eksplisit mengenai seberapa keras seharusnya mereka bekerja, bagaimana menyelesaikan pekerjaan, tingkat ouput, saluran komunikasi yang benar dan lain-lain. Norma-norma ini luar biasa ampuh dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Norma seperti ini mampu memodifikasi secara bermakna prediksi kerja yang semaa-mata didasarkan pada kemampuan karyawan itu dan tingkat motivasi pribadinya.
§  Norma penampilan, ini mencakup pakaian yang pantas, kesetiaan ke kelompok kerja atau organisasi, kapan harus terlihat sibuk, dan kapan boleh membuang-buang waktu.
§  Norma tata sosial, norma ini berasal dari kelompok kerja informal dan terutama mengatur intraksi sosial didalam kelompok.
§  Alokasi norma sumber daya, norma ini dapat berasal dari dalam kelompok atau dari dalam organisasi dan mencakup gaji, pembagian pekerjaan yang sulit, dan alokasi alat dan peralatan baru.
Sebagai anggota kelompok, kita sangat menginginkan diterima oleh kelompok itu, jadi disini kita sangat membutuhkan semacam kelompok referensi yaitu kelompok penting dimana individu menjadi anggota dan berharap menjadi anggota dan ke norma kelompok itu individu akan menyesuaikan diri. Sehingga dapat membentuk konformitas yaitu penyesuain perilaku seseorang agar sesuai dengan norma kelompok.
Perilaku menyimpang ditempat kerja, minsalnya seorang karyawan melaporkan tentang meningkatnya kekasaran dan sifat tak peduli terhadap orang lain yang dilakukan oleh boz dan rekan kerja pada tahun-tahun terakhir. Dan hampir separuh karyawan yang menderita perlakuan kasar ini melaporkan bahwa langkah itu telah membuat mereka berfikir untuk berganti pekerjaan, dimana 12 persen benar-benar keluar karenanya.
4        Status
Merupakan posisi atau peringkat yang ditentuka secara sosial yang diberikan kekelompok atau anggota kelompok lain. Status merupakan faktor penting dalam memahami perilaku manusia karena status merupakan motivator yang cukup penting dan mempunyai konsekuensi-konsekuensi prilaku yang lebih utama bila individu mempersepsikan disparitas antara apa yang mereka yakini tentang bagaimana status mereka dan apa yang orang lain persepsikan.
Telah ditunjukkan bahwa status mempunyai beberapa pengaruh yang menarik terhadap kekuatan norma dan tekanan untuk penyesuaian. Minsalnya, anggota yang berstatus tinggi pada kelompok sering diberi lebih banyak kebebasan untuk menyimpang dari norma disbanding anggota kelompok lain. Penting juga bagi anggota kelompok untuk menyakini bahwa hirarki status itu setara. Jika dipersepsikan dengan adanya kesearaan, terciptalah ketidakseimbangan yang terjadi dalam berbagai jenis perilaku korektif.
5        Komposisi
Kebanyakan kegiatan kelompok menuntut anekaragam keterampilan dan pengetahuan. Dengan adanya tuntutan ini, bias disimpulkan bahwa kelompok heterogen-kelompok yang terbentuk dari individu-individu yang tidak mirip-akan lebih besar kemungkinannya untuk mempunyai kemampuan dan informasi yang beraneka dan seharusnya lebih efektif.
6        Kepaduan (cohesiveness)
Kelompok-kelompok itu berbeda menurut kepaduan mereka, yaitu sejauh mana para anggota tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap didalam kelompok. Minsalnya, beberapa anggota kelompok berpadu karena para anggota telah menghabiskan seberapa besar waktu bersama, atau ukuran kecil kelompok memudahkan intraksi yang tinggi, atau kelompok mengalami ancaman eksternal yang membuat para anggota lebih erat. Kepaduan itu penting karena berhubungan dengan produktivitas kelompok.

Proses kelompok
Dalam tugas-tugas kelompok dimana sumbangan tiap anggota tidak tampak dengan jelas, ada kecendrungan bagi individu untuk mengurangi upaya mereka. Dengan kata lain, kemalasan yang sosial melukisan kerugian proses sebagai sebagai akibat dari penggunaan kelompok-kelompok. Tetapi proses kelompok juga dapat menghasilkan hasil yang positip. Yaitu, kelompok dapat menciptakan output yang lebih besar dari pada jumlah inputnya.

Tugas-tugas kelompok
Tugas kelompok yang pertama adalah,mempertimbangkan situs-situs lokasi yang mungkin untuk pengilangan baru. Keputusan akan mempengaruhi orang-orang dalam banyak bidang perusahaan itu seperti produksi, rekayasa, pemasaran, distribusi, pembelian, pengembangan real estate, dan sebagainya. Sehingga orang-orang penting dari setiap bidang ini perlu memberikan masukan didalam keputusan itu.
Tugas kelompok yang kedua adalah,mengkoordinasi pembangunan pengilangan setelah lokasinya dipilih, desainnya difinalkan, dan pengaturan keuangannya diselesaikan.
Riset mengenai efektifitas kelompok mengatakan kepada kita bahwa manajemen dinasehati untuk menggunakan kelompok yang lebih besar untuk tugas pertama, daripada untuk tugas kedua. Alasannya adalah bahwa kelompok besar memudahkan pengumpulan informasi. Dengan penambahan persfektif yang beraneka kekomite pemecahan masalah lazimnya menghasilkan keuntungan proses. Tapi bila tugas kelompok adalah mengkoordinasi dan melaksanakan keputusan kerugian proses akibat kehadiran setiap anggota tambahan kemudian lebih besar dari pada kemungkinan proses yang dihasilkannya.

Pengambilan keputusan kelompok
1        Kelompok lawan individu
a)      Kekuatan pengambilan keputusan kelompok
Kelompok menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap dengan menyatukan berbagai smber daya dari beberapa individu, dan membawa lebih banyak masukan dalam proses keputusan. Selain lebih banyak masukan, kelompok dapat membawa heterogenitas keproses keputusan.
b)      Kelemahan pengambilan keputusan kelompok
Meskipun ada banyak nilai tambahan, keputusan kelompok memiliki kelemahan. Pengambilan keputusan kelompok menghabiskan waktu. Khususnya membutuhkan waktu lebih banyak untuk mencapai pemecahan disbanding dalam kasus dimana keputusan diambil seorang saja. Ada tekanan konformitas dalam kelompok. Hasrat dari anggota-anggota kelompok untuk diterima dan dianggap sebagai asset bagi kelompok itu dapat mengakibatkan dihentikannya setiap ketidaksepakatan yang muncul. Keputusan kelompok dapat didominasi oleh satu atau beberapa orang. Jika kualisi dominasi ini terdiri atas anggota dengan kemampuan rendah atau sedang, efektifitas seluruh kelompok akan berkurang. Akhirnya, keputusan kelompok menjadi tidak efektif akibat tanggung jawab yang ambigu.
2         Pemikiran kelompok dan pergeseran kelompok
Dua efek samping dari pengambilan keputusan kelompok mempunyai potensi mempengaruhi kemampuan kelompok untuk menilai alternatif-alternatif secara positif dan menghasilkan solusi keputusan yang berkualitas. Fenomena yang pertama, yang disebut pikiran kelompok dikaitkan dengan norma-norma. Fenomena ini menggambarkan situasi dimana tekanan kelompok untuk kesesuaian menghalangi kelompok untuk menghargai secara kritis pandangan-pandangan yang tak biasa, minoritas atau tak populer. Fenomena yang kedua, disebut pergeseran kelompok. Fenomena ini mengindikasikan bahwa dalam membahas seperangkat alternatif dan mencapai pemecahan tertentu, para anggota kelompok cendrung membesar-besarkan posisi (pendirian) awal yang mereka anut.

Gejala-gejala dan fenomena pemikiran kelompok:
a.       Para anggota kelompok merasionlisasi setiap penolakan terhadap asumsi yang telah mereka ambil.
b.      Para anggota menerapkan tekanan langsung kemereka yang  mengungkapkan keraguan mengenai setiap pandangan bersama kelompok atau mereka yang mempertanyakan validitas(kesahehan) argument yang didukung oleh mayoritas.
c.       Anggota yang meragukan ata mempunyai titik pandang yang berbeda berusaha menghindari penyimpangan dari apa yang tampaknya merupakan consensus kelompok dengan tetap tidak menyuarakan keraguannya dan bahkan menyakinkan diri mereka sendiri mengenai kurang pentingnya keraguan.
d.      Terlihat ada ilusi (hayalan) atas aklamasi.

Gejala pergeseran kelompok yaitu lebih sering terjadi kearah resiko yang lebih besar. Seperti diskusi yang menimbulkan pergeseran pendapat anggota yang signifikan kependapat yang lebih lebih ektrem kependapat mereka sebelum melakukan diskusi. Jadi tipe konservatif bersifat lebih hati-hati dan tipe yang lebih agresif mengambil lebih banyak resiko.

Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok
Bentuk paling lazim dari pengambilan keputusan kelompok terjadi dalam kelompok interaksi. Dalam kelompok ini, para anggota bertatap muka dan mengandalkan interaksi verbal maupun nonverbal untuk berkomunikasi satu sama lain. Kelompok interaksi sering menyensor diri mereka dan menekan masing-masing anggota kearah kesesuaian pendapat seperti sumbangan saran yang dimaksudkan untuk mengatasi tekanan-tekanan untuk mencapai kesesuain dalam kelompok interaksi itu yang bias menghambat pengembangan alternatif-alternatif kreatif.
Teknik kelompok nominal, membatasi pembahasan atau komunikasi antar pribadi selama proses pengambilan keputusan, karena itu disebut nominal. Semua anggota kelompok secara fisik hadir, seperti dalam pertemuan komite tradisional, tetapi anggota- anggota itu melakukan tugasnya secara independen. Secara khusus, masalah disajikan dan kemudian langkah- langkah berikut diambil:
1.      Para anggota melakukan rapat sebagai kelompok, tetapi sebelum diskusi berlansung, tiap anggota secara independen menuliskan gagasan-gagasannya mengenai masalah itu.
2.      Setelah sedikit masa hening, tiap anggota menyajikan satu gagasan kelompok. Tiap anggota mengambil gilirannya secara berkeliling meja, dengan menyajikan satu gagasan saja sampai semua gagasan telah disajikan dan direkam (lazimnya pada papan tulis dengan kapur atau lembar kertas[flip chart]). Tidak dilakukan pembahasan sebelum seemua gagasan dicatat.
3.      Sekarang kelompok membahasa gagasan-gagasan untuk memperjelas dan menilai gagasan itu.
4.      Tiap anggota kelompok tanpa  berkomenter dan secara sendiri-sendiri mengurutkan peringkat gagasan. Keputusan akhir ditentukan oleh gagasan yang mendapat peringkat tertinggi.
Kekuatan utama teknik kelompok nominal adalah bahwa teknik ini memungkinkan kelompok bertemu secara formal tetapi tidak membatasi pemikiran bebas, seperti kelompok interaksi.

Ringkasan Dan Implikasi Bagi Para Manajer
1.      Kinerja
Sejumlah factor structural menunjukan hubungan dengan kinerja. Dimana factor yang lebih menonjol adalah persepsi peran, norma, ketidak setaraan status, ukuran kelompok, susunan demografinya, tugas kelompok dan kohesivitas.
Ada hubungan positif antara persepsi peran dan evaluasi kinerja terhadap karyawan. Kadar keselarasan yang ada antara karyawan dan atasannya mengenai persepsi atas pekerjaan karyawan itu mempengaruhi kadar sejauh man karyawan itu akan dinilai sebagai pekerja yang efektif oleh atasannya. Selama persepsi peran karyawan itu memenuhi pengharapan peran dari sang atasan, karyawan itu menerima evaluasi kinerja yang lebih tinggi.
Dampak ukuran pada kinerja kelompok bergantung pada jenis tugas yang disajikan oleh kelompok itu. Kelompok yang besar lebih efektif untuk kegiatan mencari fakta. Kelompok yang kecil lebih efektif pada tugas-tugas pengambialan tindakan. Pengetahuan kita mengenai kemalasan social menuntut bahwa jika manajemen menggunakan kelompok besar, hendaknya diupayakan untuk memberikan ukuran terhadap masing-masing kinerja didalam kelompok.

2.      Kepuasan
Kebanyakan orang lebih senang berkomunikasi dengan orang yang tingkat statusnya sama dengan mereka atau yang lebih tinggi daripada dengan orang yang memiliki status dibawah mereka. Akibatnya, kita seharusnya mengharapkan kepuasan akan lebih besar diantara karyawan yang pekerjaannya meminimalkan interaksi dengan individu-individu yang statusnya lebih rendah daripada mereka.
Hubungan antara ukuran kelompok dan kepuasan adalah seperti yang diharapkan orang secara intuitif dimana kelompok besar dikaitkan dengan kepuasan yang lebih rendah. Dengan meningkatnya ukuran, kesempatan untuk berpartisipasi dan berinteraksi secara social, demikian pula kemampuan anggota  untuk memihak keprestasi kelompok. Pada saat yang sama, dengan adanya lebih banyaknya anggota, akan lebih mudah mendorong terjadinya beda pendapat, konflik, dan pembentukan subkelompok- subkelompok, yang semuanya membuat kelompok itu menjadi entitas yang kurang menyenangkan untuk dimasuki.

 






Daftar pustaka
Robbins, Stephen P.2006.Perilaku Organisasi.Klaten:Indeks Kelompok GRAMEDIA.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar