IMBALAN DAN HUKUMAN
Perbedaan
individu diutamakan dalam ilmu manajemen dan prilaku organisasi karena memiliki
dampak
langsung terhadap prilaku dengan jutaan cara yang berbeda. Individu membentuk
prilaku organisasi dan pada akhirnya keberhasilan individu dan organisasi.
Semua aktivitas organisasi selalu dipengaruhui oleh perbedaan individu.
Suatu
cara yang bermnfaat untuk memikirkan betapa pentingnnya perbedaan individu
dalam mempengaruhi perilaku
kerja adalah penggunaan kerangka kerja. Setiap individu berbeda dari indinidu
lain dalam banyak hal. Seorang manajer perlu memikirkan bagaimana perbedaan
semacam itu mempengaruhi prilaku dan kinerja kariawan.
Factor
demografis seperti usia, ras dan gender mempengaruhi pebedaan individu.
Disamping itu genetic seseorang mempengaruhi perbedaan individu seperti tabiat.
Rangkaian factor lain muncul dari latar belakang lingkungan seseorang.
Praktik
manajemen yang efektif mensyaratkan dikenalinyaperbedaan prilaku individu, dan
jika mungkin dijadikan pertimbangan dalam mengelola prilaku organisasi. Untuk
memahami perbedaan individu, seorang manajer harus (1) mengamati dan mengenali
perbedaan tersebut dan (2) mempelajari hubungan antar variable yang
mempengaruhi prilaku individu. Prilaku
kerja adalah semua hal yang dilakukan seorang dalam lingkungan pekerjaan.
Berbicara, mendengar, menciptakan, mengetik, dan yang lainnya adalah
prilaku-prilaku kerja individu dalam dunia kerja.
A. PRILAKU INDIVIDU
Variable-variabel
perbedaan individu mempengaruhi prilaku prilaku kerja utama seperti
produktifitas kariawan, kreatifitas, dan kinerja.
§
Keturunan
Keturunan
memberikan penjelasan genetic mengenai beberapa aspek keragaman manusia. Yang
termasuk dalam pembahasan mengenai hereditas adalah perbedaan mengenai gender,
ras dan latar blakang etnis. Perbedaan psikologis, mental, dan moral dipengaruhi
oleh warisan genetic.
Berhubungan
dengan konsep ketuunan, keanekaragaman berkenaan dengan atribut yang menjadikan
orang berbeda dengan orang lain. Enam dimensi yang utama (dan stabil) mencakup
usia, etnis, gende, atribut fisik, ras, dan orentasi seksual. Dimensi kdua (dan
dapat berubah) mencakup latar belakang pendidikan, status pernikahan, keyakinan
agama, kesehatan, dan pengalaman kerja.
Perkembangan
dalam jenis gender, ras, usia, dan keanekaragaman etnis ditempat kerja membuat
perbedaan nilai, etika kerja, dan norma prilaku tampak jelas. Komunikasi yang
salah, ketidaksensitifan, ketidakpedulian, dan kekeasan lebih mungkin menjadi
perhatian manajer yang utama.
Mengapa
keanekaragaman diperlukan? Penelitian menunjukkan bahwa kelompok kerja karyawan yang
heterogen dan fungsional memberikan banyak keuntungan, seperti kreativitas yang
lebih besar dalam memecahkan masalah, moral yang meningkat, dan pemasaran yang
lebih baik tehadap konsumen yang berbeda.
§
Kemampuan
dan Keterampilan
beberapa
kariawan, walawpun memiliki motivasi yang tinggi, tidak memiliki
kemampuan atau keterampilan untuk berkinerja dengan baik. Kemampuan dan
keterampilan memainkan peranan yang penting dalam prilaku dan kinerja individu.
Kemampuan adalah bakat seseorang untuk melakukan tugas fisik atau mental.
Keterampilan adalah bakat yang dipelajari yang seseorang miliki untuk melakukan
suatu tugas. Kemampuan seseorang umumnya stabil selama beberapa waktu.
Keterampilan berubah seiring dengan pelatihan atau pengalaman. Orang dapat
dilatih untuk keterampilan memiliki baru.
Kemampuan berikut telah
diidentifikasikan sebagai factor-faktor yang penting untuk membedakan kariawan
yang brkinerja tinggi dengan kariawan yang berkinrja rendah:
- kemampuan mental
adalah alat prediksi keberhasilan
pelatihan dan pekerjaan yang lebih baik etika memilih kandidat untuk suatu
posisi tertentu. Kemampuan mental merujuk pada tingkat intelegensi seseorang
dan dapat dibagi kedalam subkategori, yang mencakup kelancaran dan pemahaman
verbal, alas an induktif dan deduktif, memori asosiatif, dan orientasi spasial.
- intelegensi emosi
merujuk
pada kemampuan seseorang untuk menyadari perasaan, mengelola emosi, memotivasi
diri sendiri
- tacid knowledge
merujuk
pada pengetahuan praktis yang diperoleh seorang kariawan melalui pengamatan dan
pengalaman langsung.
§
SIKAP
Sikap merupakan penentu dari prilaku
karena keduanya berhubungan dengan persepsi, kepribadian, perasaan, dan
motivasi. Sikap merupakan keadaan menal yang dipelajari dan diorganisasikan
melalui penglaman, menghasilkan pengaruh spesifik pada respon seseorang
terhadap orang lain, objek, situasi yang berhubungan.
Salah satu teori menyatakan bahwa orang
mencari kesesuaian antara keyakinan dan perasaan mereka terhadap objek dan
menyatakan bahwa modifikasi sikap dapat dilakukan dengan mengubah sisi perasaan
atau keyakinan. Teori tersebut berpendapat bahwa, kognisi, afeksi, dan prilaku
saling menentukan dengan sikap.
Kognisi pada
dasarnya adalah apa
yang diketahui individu mengenai diri mereka sendiri dan lingkungan mereka.
Kognitif mengimplikasikan proses sdar dalam memperoleh pengetahuan.
Afeksi
merupakan komponen emosional dari suatu sikap; sering sekali dipelajari dari
orang tua, guru, dan anggota kelompok kerja.
Disonansi kognitif
adalah suatu keadaan mental dari kecemasan yang muncul ketika terdapat konflik
antar berbagai kognitif individu (misalkan sikap dan keyakinan) setelah suatu
keputusan diambil.
§
Mengubah Sikap
Proses perubahan sikap bergantung pada
tiga factor umum:
- komunikator
kariawan lebih mungkin mengubah sikap
mereka jika mereka mempercayai manajer, menyukai manajer dan mempersepsikan
manajer memiliki kelebihan. Jika manajer tidak dipercaya, usahaanya untuk
mengubah sikap akan menjadi tidak berguna karena kariawan tidak akan meyakini
atau menerima pesan manajer.
- pesan
meskipun
manajer dipercaya, disukai, dan dilihat memiliki kelebihan, pesannyapun harus
jelas, dapat dipahami, dan meyakinkan. Manajer berusaha untuk merubah sikap
dengan mengirimkan pesan yang pesuasif.
- sitasi
kemampuan
manajer untuk mengubah sikap kariawan sebagian bergantung pada situasi dimana
usaha tersebut dilakukan
Sikap dan Kepuasan
Kerja
Kepuasan
kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaan mereka. Hal tersebut dihasilkan
dari persepsi mereka mengenai pekerjaan mereka dan tingkat kesesuaian antara
individu dan organisasi. Berikut sejumlah factor yang berhubungan kepuasan 1.
kerja:
- imbalan
jumlah
pembayaran yang diterima dan tingkat kesesuaian antara pembayaran tersebut
dengan pekerjaan yang dilakukan.
- pekerjaan itu sendiri
sejumlah
mana pekerjaan dianggap menarik, menyediakan kesempatan untuk belajar, dan
memberikan tanggung jawab.
- supervise
kompetisi teknis dan keterampilan
intrpersonal dari atasan langsung.
- rekan kerja
sejauh mana rekan kerja brsahabat,
kompeten, dan memberikan dukungan.
- kondisi pekerjaan
sejauh
mana lingkungan kerja fisik memberikan kenyamanan dan mendukung produktifitas.
- keamanan pekerjaan
keyakinan
bahwa posisi seseorng relative aman dan ada peluang untuk dapat terus bekerja
dalam organisasi.
Kepuasan dan Kinerja
Pekerjaan
Salah
satu persoalan yang paling banyak diperdebatkan dan kontrversial dalam studi
kepuasan kerja dengan dengan kinerja pekerjaan atau efektifitas. Tiga pandangan
umum mengenai pandangan ini telah diteemukan: (1) kepuasan kerja berpengaruh
pada kinerja pekerjaan. (2) kinerja pekerjaan berpengaruh kepuasan kerja; dan
(3) hubungan kepuasan kerja-kinerja pekerjaan dipengaruhi oleh variable lain
seperti
Kepribadian
Hubungan
antaara prilaku dan kepribadian mungkin merupakan salah satu hal terkompleks
yang harus difahami manajer. Ketika kita berbicara mengenai kepribadian
seseorang, kita merujuk pada serangkaian perasaan dan prilaku yang relative
stabil yang secara signifikan telah dibentuk oleh factor genetik dan factor
lingkungan. Prinsipnya Walau banyak aspek dari pembentukan, perkmbangan, dan
ekspresi kepribadian belum dipahami dengan sempurna, beberapa prinsipnya pada
umumnya sudah diterima sebagai hal yang benar. Misalkan, pernyataan bahwa
kepribadian:
- tampak diorganisasikan ke dalam pola-pola yang, pada beberapa tingkatan, dapat diamati dan dapat diukur
- memiliki aspek dangkal, seperti sikap ketika memimpin tim, dan lebih mendalam, seperti sentiment mengenai otoritas atau etika kerja yang lebih kuat.
- melibatkan karakteristk umum maupun unik. Setiap orang berbeda dengan orang lain
Kepribadian
merupakan hasil dari sejumlah keuatan yang secara bersama membantu membentuk
individu unik. Beberapa kekuatan utama yang mempengaruhi kepribadian yaitu;
keturunan, budaya, kelas social dan keanggotaan kelompok lain, serta hubungan
keluarga.
B.
Tujuan dan
jenis-jenis imbalan
Ilmuan perilaku telah membagi
imbalan kedalam dua kategori besar yaitu imbalan intrinsik dan imbalan ekstrisik. Dalam
penentuan sistem imbalan maka perlu diperhatikan bahwa sistem imbalan tersebut
harus mampu memacu prestasi kerja. Sistem imbalan yang dirancang minimal
mempertimbangkan dari tiga sudut pandang yaitu mempertimbangkan dari sudut
kondisi dari organisasi bersangkutan,
anggota organisasinya dan sistem imbalan yang diterapkan pada organisasi lain
yang sejenis. Hal ini penting dilakukan karena tujuan memberi imbalan pada
dasarnya adalah memotivasi anggota organisasi, membuat kerasan pekerja yang
sudah ada, dan menarik orang yang berkualitas masuk dalam organisasi.
1.
Memotivasi anggota organisasi
Sistem imbalan yang dirancang oleh
suatu organisasi harus mampu memacu motivasi kerja dari anggota organisasi agar
berprestasi pada tingkat yang tinggi. Untuk itu imbalan yang dibentuk oleh organisasi
harus memiliki nilai di mata organisasi.
2.
Membuat kerasan pekerja yang sudah ada
Sistem imbalan yang dibuat oleh
suatu organisasi ditujukan unutk mempertahankan perkerja yang sudah ada
terutama perkerja yang berkualitas agar mereka kerasan berkerja dan tidak mudah
tertarik untuk pindah ke organisasi yang lainya.
3.
Untuk menaci orang-orang yang
berkualitas
Kemajuan suatu organisasi ditentukan
oleh kualitas orang-orang yang ada didalamnya. Organisasi harus mampu menarik
orang-orang yang berkualitas agar mereka tertarik untuk masuk kedalam
organisasi. Salah satu daya tarik seseorang masuk bergabung ke dalam suatu
organisasi adalah sistem imbalan yang dibentuk dan diterapkan oleh organisasi
tersebut.
Proses
Pnghargaan
Dari gambar tersebut berusaha mengintegrasin
kepuasan,
motivasi, kinerja, dan penghargaan. Membaca gambar tersebut dari kiri ke kanan
akan menunjukkan bahwa hanya dengan memberikan motivasi untuk menghasilkan
usaha adalah tidakah cut kup ntuk memancing kinerja yang diingikan.
Kierja dihasillkan dari kombinasi usaha dan tingkat kemampuan, keteramppilan, dan pengalaman individu. Hasil kinerja
individu dievaluasi secara formal maupun informal oleh manajemen dan dua jenis
penghargaan dapat diberikan: intrinsik atau ekstrinsik. Penghargaan tersebut
dievaluasi oleh indinidu, jika penghargaan tersebut memuaskan dan seimbang,
individu mencapai tingkat kepuasan.
§
Jenis-jenis Imbalan
Ilmuan perilaku telah membedakan
imbalan kedalam dua kategori besar yaitu imbalan intrisik dan ekstrisik.
Imbalan intrisik adalah imbalan yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri
atau imbalan yang merupakan bagian dari pekerjaan itu sendiri. Menurut gibson,
ivancevich, dan donnelly, bahwa imbalan intrisik meliputi :
a.
Penyelesaian
Kemampuan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan baik merupakan hal yang paling penting bagi sejumlah orang.
Orang-orang tersebut memberi arti atas penyelesaian tugasnya. Dampak yang
dirasakan seseorang dengan penyelesaian tugasnya dengan baik adalah imbalan
terhadap dirinya sendiri. Kesempatan yang diberikan kepada seseorang untuk
menyelesaikan tugasnya memberi dampak
motivasi bagi dirinya.
b.
Pencapaian Prestasi
Pencapaian prestasi berkaitan dengan
kemampuan untuk menyelesaikan tujuan yang menantang (challenging goal). Menurut
Lock dalam teori motivasi penetapan tujuan, bahwa penetapan tujuan yang
menantang dapat meningkatkan prestasi kerja, untuk itu program pencapaian prestasi yang dilakukan
oleh organisasi harus mempertimbangkan perbedaan kemampuan bawahannya.
c.
Otonomi
Banyak orang merasa puas berkerja
jika mereka diberikan kebebasan dalam pelaksanaan tugasnya dan diikutsertakan
dalam proses pengambilan keputusan. Rasa otonomi dapat diciptakan melalui
perwujudan keinginan tersebut.
d.
Pertumbuhan Pribadi
Pertumbuhan pribadi pada dasarnya
berkaitan dengan kemampuan dan peluang yang tersedia bagi karyawan untuk
mengembangkan keahlian dan karirnya, untuk memenuhi kebutuhan akan imbalan
pertumbuhan pribadi dapat dilakukan dengan cara membuat mekanisme atau aturan
pengembangan karir yang jelas.
§
Imbalan Ekstrinsik
Imbalan ekstrinsik
adalah imbalan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan tapi berasal dari
pekerjaan dan meliputi :
a.
Imbalan Finansial
Imbalan finansial dapat berbentuk
gaji, upah atau bonus. Dalam pandangan umum, istilah upah dan gaji sering kali
dianggap sebagai sinonim padahal kedua istilah tersebut sebenarnya agak
berbeda. Upah (wage) berkaitan dengan tarif pembayaran per jam dan seringkali
dipergunakan untuk pekerja pada bagian produksi dan pemeliharaan (frenh,1994).
Sedangkan gaji pada umumnya penerimaannya bersifat rutin dan tetap setiap bulan
apakah mereka masuk kerja atau tidak misalnya karena cuti atau sakit, maka
gajinya akan tetap diterima secara penuh. Bonus berkaitan dengan prestasi
karyawan yang muktahir (current), di masa pemberiannya didasarkan pada
prestasi-prestasi tertentu yang mampu diraih oleh karyawan.
b.
Jaminan Sosial (fringe benefit)
Jaminan sosial antara lain meliputi
jaminan hari tua,asuransi tenaga kerja, biaya opname dirumah sakit, biaya
perumahan dan lain-lain. Jaminan sosial dapat memberikan rasa aman bagi
karyawannya.
c.
Profit Sharing
Profit sharing pada dasarnya
mendorong partisipasi dan prestasi dari para pekerja dengan memberikan bagian
tertentu dari laba perusahaan,baik berupa saham atau uang kas.
d.
Penghargaan/ Pengakuan
Prestasi yang baik perlu mendapatkan
pengakuan dan penghargaan atas jerih payah karyawan yang telah mereka
sumbangkan pada organisasi. Penghargaan tersebut dapat diwujudkan dengan
bermacam-macam cara, seperti memberikan pujian didepan umum, mengadakan
pemilihan karyawan teladan, piagam dan lain sebagainya.
e.
Promosi
Manajer
menjadikan penghargaan promosi sebagai usaha untuk menempatkan orang yang tepat
pada pekerjaan yang tepat. Kreteria yang sering digunakan untuk meraih
keputusan promosi adalah senioritas. Kinerja, jika diukur dengan akurat, sering
kali memberikan pertimbangan yang signifikan dalam alokasi penghargaan promosi.
C.
Sistem Penghargaan Yang Inovatif
I. Gaji
Berdasarkan Keterampilan
Sistem berdasarkan keterampilan
setidaknya memiliki empat keunggulan, yakni:
- Karena karyawan memiliki lebih banyak keterampilan, maka organisasi meningkatkan fleksibelitasnya dengan menempatkan pekerja untuk menangani pekerjaan yang berbeda
- Karena gaji tidak ditentukan atas dasar klasifikasi pekerjaan, organisasi mungkin lebih memerlukanlebih sedikit klasifikasi pekerjaan
- Lebih sedikit karyawan yang diperlukan karena lebih banyak pekerja yang dapat dipertukarkan, dan
- Organisasi mungkin mengalami penurunan dalam pergantian karyawan dan ketidakhadiraan.
II. Perluasan Tingkat
Suatu elemen penghargaan
finansialdimasa organisasi mengalami kesulitan adalah sistem peringkat.
Sebagian besar sistem memiliki sejumlah besar peringkat. Maka diperlukan
perrluasan tingkat yang akan mengurangi sejumlah peringkat gaji hingga tersisa
relatif sedikit peringkat yang luas.
III. Pelayanan Concierge
Ketersediaan
pelayanan conciergeuntuk berbagai aktivitas yang harus dilakukan merupakan daya
tarik perusahaan . menjamin karyawan untuk dapat berkosentrasi pada kinerja dapat
dianggap sebagai tunjangan karyawan yang setimapl terhadap usaha dan pekerjaan.
IV. Penghargaan Berdasarkan TimTunjangan
Parah Waktu
Rancangan
dari sistem ini adalah seharusnya sesuai dengan pengkelompokan dikeseluruhan
rancangan organisasidalam situasi dimana tim relatif idependentdan tujuannya
dapt diukur, ditetapkan, dan dievaluasi, penghargaan didasarkan atas pencapain
tujuan.
V. Pembagian Keuntungan.
Keberhasilan
program pembagian keuntunganmemerlukan komtmen kuat untuk menerapkan efesiensi,
baik dari manajemen dan karyawan. Selanjutnya komitment tersebut memerlukan
komunikasi yang terbuka, penggunaan informasi bersama dan tingkat kepercayaan
yang tinggi antara semua pihak.
D.
Mengatur Penghargaan
Manajer
diharapkan dengan keputusan bagaimana mengatur penghargaan. Ada tiga pendekatan
teoritis dalam mengatur penghargaan, yakni:
a.
Reinforcement Positif
Pondasi
dasar dalam mengatur penghargaan melalui pendekatan ini adalah hubungan antara
perilaku dan kosekuensinya. Tujuan pendeketan ini agar bisa menciptakan
perilaku yang diinginkan.
b.
Modeling dan Imitasi Sosial
Dalam
menggunakan pendekatan ini menejer harus menentukan siapa yang merespon
pendekatan ini, selain memilih model yang sesuai. Terakhir dimana model muncul
perlu diperhatikan juga. Ini berarti jika kinerja yang tinggi merupakan tujuan
dan merupakan hal yang hampir tidak bisa dicapai karena sumberdaya yang
terbatas, menejer seharusnya menyimpulkan modeling tidak sesuai.
c.
Teori Ekspektasi
Dalam
pendekatan ini, manajer harus menentukan jenis penghargaan yang diinginkan oleh
karyawannya dan melakukan hal apapun yang mungkin untuk mendistribusikan
penghargaan tersebut. Jika tidak, menejer harus menciptakan kondisis sehingga
apa yang tersedia dapat diterapkan sebagai penghargaan.
E.
HUKUMAN
Hukuman
merupakan konsekuensi yang kurang menyenangkan untuk suatu respon prilaku
tertentu atau menghilangkan suatu bentuk penguat yang diinginkan karena rspon
prilaku tertentu. Manajer bias memberikan hukuman dengan bentuk aplikasi
atau dengan bentuk menghapskan. Tedapat hubungan atau kesatuan antara
reson yang diidentifikasikan dan konsekuensi tindakan yang menentang atau
stimulus ( pengurangan pembayaran bagi yang absent, mendapat memo
menginformasikan prestasi kerja yang jelek.)
Beberapa
manajer menolak menggunakan hukuman karena unsure moral dimana mnyakitkan orang
itu jelek dan perlu dihindarkan. Disiplin ialah penggnaan beberapa bentuk
ukuman atau sangsi kalau kariawan menyimpang dari aturan. Dan semua ukuran
disiplin berubah menjadi hukuman. Contohnya absensi yang dilakukan secara
sering mengakibatkan diskor selama tiga hari dari pekerjaan. Kalau orang yang
disiplin tidak menyenangi pekerjaan dan lebih suka tinggal dirumah ia tidak
merasa di hokum.
Hukuman
dan prilaku, hukuman mempunyai pengaruh terhadap prilaku dengan memperlemah
antara stimulus dan respon. Kemudian, salah satu para ahli memutuskan bahwa
kuman tidak mempunyai akibat melemahkan prilaku. Ia mengatakan kemanapun
hukuman dimaksudkan memprlemah respon dan merupakan akibat tidak langsung.
Hukuman menjadi kaca dari tindakan memberikan imbalan. Hukuman merupakan suatu
contoh pekerjaan dalam mengatakan pada seseorang apa yang sebaiknya tidak
dilakukan tetapi tidak adainformasi yang bias mengatakan pada seseorang mana
alternative prilaku tertentu yang sebaiknya diikuti.
§ TUJUAN PEMBERIAN
HUKUMAN
Alasan
menentang penggunaan hukuman: pertama, tujuan hukuman diasumsikan untuk
mengurangi terjadinya perillaku yang mejai sebab dihukum. Tetapi kalau cukup
keras dan diterapkan melebihi rentang waktu tertentu, hal ini juga menekan
timbulnya prilaku yang diinginkan. Kedua, beberapa mengansumsikan bahwa
penggunaan hukuman akan menghasilkan akibat lain yang tidak diinginkan
(seperti: kekawatiran, agresifitas,). Mereka yang dihukum mungkin mencoba lari
atau menghindar (seperti membols keluar) atau menunjukkan sikap permusuhan
seperti sabotase terhdap manajemen. Ketiga akibat hukuman yang hanya bersifat
sementara seksli ancaman hukuman hlang respon yang tidak diinginkan akan kembali
muncul. Jadi ancaman hukuman harus selalu ada atau digunakan. Hukuman
bias memberikan hasilnya hal ini dapat menghasilkan penguat yang positif bagi
manajer untuk melanjutkan penggunaannya. Keempat, mealui pengamatan hukuman
dapat menghasilakn respon negative dari rekan kerja dari orang yang dihukum.
Kondisi
penyampain hukuman yang digunakan agar ebih efisien. Beberapa kondisi penyampaian
hukuman dapat membuat penggunanya menjadi memungkinkan dan lebih efektif.
1. Waktu
Waktu
untuk menyampaikan hukuman penelitian menyarankan bahwa evektifitas hukuman
meningkat bila kondisi menekan diberikan seegera sesudah respons yang harus
dihukum
2. intensitas
hukuman
mencapai efektifitas terbesar bila stimulus yang menentang relative intens.
Implikasi ondisi ini akan menjadi efektif, hukuman harus mendapat perhatian
segera dari orang yang dihukum.
3. Jadwal
akibat
hukuman tergantung dari jadual penghukuman. Hukuman bias disampaikan setelah
setiap respon yang jelek atau sesudah sejumlah respon jelek terjadi. Hukuman
sesudah setiap respons(jadual berkelanjutan), periode waktu berfariasi dan
tetap sesudah prilaku yang diinginkan terjadi(jadual interval tetap dan
bervariasi), atau sesudah sejumlah respons variable maupun tetap terjadi(rasio
jadual variable atau tetap diberikan atas dasar jadual)
4. klarifikasi
kesadaran
memainkan peran yang penting dalam penyampaian hukuman. Memberikan alasan yang
jelas tidak mendua dan memperhatikan konsekuensi masa datang bila respons
berulang akan efektif. Penekanan pada orang dengan respons spesifik merupakan
tanggung jawab bagi tindakan manajer terutama menginformasikan pada orang
bersangkutan apa yang secara tepat tidak perlu dilakukan.
Kesimpulan
Setiap perusahaan baik peruasahaan swasta maupun negeri
dari perusahaan besar dan yang kecil, yang memiliki pegawai. Perusahaan itu
harus memperhatikan kesejahteraan karyawanya agar dapat memberikan hasil yang
maksimal. Oleh karena itu para manajemen perlu memperhatikan karakter, sifat,
perilaku dan kemampuan kariawan tersebut guna dapat mengetahui imbalan apa yang
harus diberikan kepadanya dan apabila mereka melakukan kesalahan maka manajer
harus tau hukuman apa yang patas diberikan. Oleh karena itu manajer perlu
mempelajari imbalan dan hukuman dalam perilaku organisasi guna dapat memotivasi
kariawanya untuk menghasilkan hasil yang maksimal dan untuk mempermudah dalam
pencapaian tujuan perusahaan.
Sekian yang dapat kami sampaikan bila ada salah kata,kami
mohon permakluman dan juga semoga makalah ini dapat berguna bagi orang lain
nantinya.
Daftar Pustaka
Drs. Gitosudarmom
indiyo,M.Com. (Hons), perilaku organisasi, BPFE, yogyakarta.
Drs. Sudita nyoman,M.M.
peilaku organisasi, BPFE, yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar